Sunday 27 May 2018

Sandal

SANDAL
Oleh: Kang Win
sandal
Setiap hari kita tak terasa memakai sandal, entah sandal itu sandal agak rusak atau sandal yang bagus. Setiap hari dan sesering mungkin kita menginjak-nginjak sandal tersebut dan selalu menganggap hal yang biasa-biasa saja, namun ketika kita kehilangan sandal tersebut pastilah sangat kebingungan.
Tak terasa dan mungkin tak terpikirkan oleh kita, ternyata sandal mempunyai arti tersendiri dalam perjalanan hidup ini. Apabila kita mau mencermati sandal yang berjajar di halaman sebuah Masjid, demikian banyak jenis dan rupanya. Ada yang sandal jepit, sepatu sandal, sandal slop, sandal jepit yang warna-warninya berbeda tapi berpasang-pasang, sampai-sampai ada sandal jepit yang kelihatan usang yang berpasangan. Ada juga Sandal jepit yang tautannya atau dalam bahasa Jawa serampat warnanya tidak cocok dengan warna alas sandalnya.
Dari berbagai macam jenis, bentuk, dan warna sepsang sandal kita akan mendapat pelajaran yang sangat berharga. Sejenak mari kita bayangkan dalam pikiran kita wujud dan bentuk sandal yang sehari-hari kita gunakan. Kita akan tersenyum bahkan tertegun, apabila kita kita kehilangan sandal dalam selesai acara kondangan, sandal yang kita lepas dan ketika kita akan memakainya sudah tak berpasang, atau berbeda dengan pasanganya. Kita akan kebingungan sekali bahkan sangat panik, yang akahirnya pulang ke rumah memakai seadanya dan kadang tidak pakai alas kaki sama sekali.
Dari peristiwa diatas sekiranya ada pesan yang tersirat bagi kita,  setidaknya jangan meremehkan hal-hal yang kita anggap sepele atau kecil  sekitar kita. Sandal yang kita injak-injak setiap hari  ternyata bisa membuat panik bagi kita.
Apabila kita lihat sandal yang berpasang-pasang ternyata, memiliki keindahan tersendiri dan memiliki nilai kepantasan. Mari kiata bayangkan jika sandal kulit sebelah kiri dan sandal jepit sebelah kanan, adakah kepantasannya?  Ya ada, mungkin itu keadaan terpaksa jika yang sebelahnya hilang. Namun kita tidak akan memakainya untuk selamanya. Bahkan hanya sekali itu saja, atau mungkin ketika kebingungan mau ke kamar kecil mengambil sandal seadamya dan tak memikirnrnya dalam memakainya.
Dari ketidak pantasa sandal yang kita pakai, itulah perjalan hidup manusia diciptakan berpasang-pasang saling mengisi dan melangkapi . Demikian juga apabila kita salah memilih pekerjaan yang tak sesuai dengan keahlihan atau keminatan kita kita kan kesulitan menyesuaikan dalam berkerja. Kita akan merasa terbebani beban pekerjaan yang tersa berat kerena tidak sesuai dengan kapasitas kita. Namuh itu semua jika kita enjaoidalam memakai sandal yang  berlainan tidak mengapa, akan tetapi apabila kita tidah menguasai keadaan akan mersa tidak nyaman apabila kita jadi bahan pembicaran orang.
Selain tentang pekerjaaan, gambaran sandal yang berlainan bentuk maupun jenisnya sekirannya dalam memilih teman pergaulan atau lingkungan kita. Apabila kita belum siap menerima konsekuensinya jangan sekali-kali memakai sandal yang berlainan atau istilah jawanya segle. Kita hidup dalam lingkungan tidak mengenal minum-minuman yang berbau alkohol kita akan tidak pantas atau tidak baik bergaul dalam lingkup suasana orang-orang yang berpesta miras maupun obat-obat terlarang.
Dalam berumah tanggapun Filosofis sandal akan terasa juga, pasangan  hidup yang tidak sejajar atau tidak pantas. Sudah banyak digambarkan dalam dunia perfilemannya kehidupan antara suami dan istri yang bereda statusnya. Hakikatnya filem ialah gambaran dari kehidupannya, sehingga kita bisa lihat pernikahan yang tidak didasari  atas cita  serta mencari Ridho Sang Illahi akan berakhir berantakan karena gara-gara statusnya yang berbeda.
Sehingga dibutuhkan konsep jiwa yang kuat dan atas dasar Lillahitaa’lala ketika kita akan mau memakai sandal yang tidak berpasangan, baik secara wujud, warna, dan jenisnya.
Ponorogo, 22 Oktober 2016

No comments:

Post a Comment

Puisi

"Awan" Oleh:  Kang Win Awan mulai menylimuti matahari Cahaya panas kian menghilang Bak sirna dalam ke Hirupikukan Tak ada awan, t...