Sunday 27 May 2018

PUISI

 Air Mata Kasih Sayang

 Oleh: Kang Win

Ibu…..
Kilauan matamu mencerminkan betapa penat hidup ini
Uban putih tanda hidup akan beralih
Ibu……
Di tanganmulah aku bisa tegar
Air mata kasih sayangmu  semangat langkahku
Tegur marahmu adalah buah kasih sayangmu
Betapa besar harapan dan impian diemban
Ibu…..
Hidup ini serba teka-teki
Harapan kadang cuman mimpi di siang hari
Tapi……….
Berkat air mata kasih sayangmu hidup ini berarti
Demi langkah maju kedepan
Kau tetap tegar dan sabar
Walau hujan hujatan datang bertubi-tubi
Kau tetap tenang
Ibu………
Kaulah guru kehidupanku
Dari kecil sampai besar
Hari demi hari
Kau isi dengan air mata kasih sayang berharga
Dikala sakit…
Kau tetap bangkit
Ibu…..
Ibu….
Ibu….
Kaulah guru terbaikku
Ponorogo, Desember 2011



 Lalat Penghisap


 Oleh: Kang Win

Sekian banyak lalat beterbangan
Beribu jajanan dinodai
Bertabur keindahan nan kelejatan
Namun…..
Tiada pasti dinanti
Tiada janji diberi
Semua terbang bagaikan lalat penghisap
Berjuta makanan tanpa dosa dinodai
Hinggap kesana kemari hanya obral janji
Entah…
Di kepala lalat cuma penabur penyakit
Penyakit yang sulit untuk bangsa bangkit
 Lalat beterbangan tanpa dosa
Di angkasa menari-nari ria penuh bidadari
Bidadari pemenuh nafsu birahi
Entah sampai kapan…
Lalat-lalat penghisap berkeliyaran di mana-mana
Tak tau bahkan tak terasa penebur dosa
Lalat-lalat penghisap
Ponorogo, Desember 2011


Teriakan Kodok


Oleh: Kang Win

Kodok-kodok berdzikir di tengah malam tanda  trimakasih pada Sang Pemberi
Lantunan merdu tertimpuh salju tropis
Gembiraria seperti tak punya lara
Semua berkomat-kamit
Memuja tanda hormat atas segala anugrah yang ada
Berbaris, berjejer seakan tiada yang menghancurkan
Air tenang dingin tanda musim hujan telah tiba
Berjubel harapan digantungkan
Berjubel cinta ditautkan
Berjubel cita-cita dihidangkan
Hujan telah tiba
Namun……
Tak semua kodok menikmati
Tak semua kodok merasa tenang nan bahagia
Setiap saat tangan-tangan kekar siap mencari untuk umpan
Umpan demi pencari ikan-ikan kehidupan
Nyawa siap dipertaruhkan untuk bertahan
Apa daya…
Semua hak-hak sewaktu-waktu bahkan tak tahu akan dirampas
Demi atas nama melaksanakan tugas

Ponorogo, Desember 2011



Debu Harapan


Oleh: Kang Win

Di anatara berjuta debu bertaburan
Di antara berjuta daun kering berguguran
Di antara berjuta sepasang mata melihat
Namun apa daya…
Semua beterbangan ke sana ke mari tanpa tujuan
Terbang namun tak tau arah yang dituju
Berjuta harapan hanya terbang bagaikan debu bertaburan
Bukan jadi tujuan justru jadi semboyan belaka
Semboyan tanpa makna dan kenyataan
Tak terasa debu-debu harapan menumpuk bak sampah di jalan raya
Jijik dilihat bahkan tau mau lewat
Gunungan debu harapan tinggal crita belaka
Tersapu dolar, justru mekar
Debu-debu bertaburan di tiap kepala manusia
Apa daya….
Harapan cuman harapan
Tak bisa diwujudkan
Entah ….
Berjuta debu dan daunan berserakan di jalan
Jalan-jalan menuju kejayaan
Entah….
Sampai kapan debu itu tetap berserakan
Debu-debu harapan diambil dan diubah
Tangan-tangan pejuanglah perubah kemajuan jaman
Debu dan dedaunan harapan kan selalu bertebaran demi perubaha jaman
Ponorogo, Desember 2011

No comments:

Post a Comment

Puisi

"Awan" Oleh:  Kang Win Awan mulai menylimuti matahari Cahaya panas kian menghilang Bak sirna dalam ke Hirupikukan Tak ada awan, t...