Wednesday 28 March 2012

Cinta Seorang Istri terhadap Suami Secara Tradisi Jawa dalam Puisi Isteri karya Darmanto Sujatman


Cinta Seorang  Istri terhadap Suami Secara Tradisi Jawa  dalam Puisi Isteri karya Darmanto Sujatman

Oleh: Erwin Purwanto

Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri lagi adalah kenyataannya bahwa seorang penyair/ seniman umunnya itu senantiasa dan niscaya hidup dalam ruang dan waktu tertentu. Di dalamnya ia pun senantiasa akan terlibat dengan beraneka ragam permasalahan. Dalam bentuknya yang paling nyata, ruang dan waktu tertentu itu adalah masyarakat atau sebuah kondisi sosial, tempat berbagai pranata nilai di dalamnya berinteraksi. Dalam konteks ini, sastra bukanlah sesuatu yang otonom, berdiri sendiri, melainkan sesuatu yang terikat erat dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat karya itu dilahirkan[1]

Seorang penyair merupakn anggota masyarakat. Oleh sebab itu ia terikat dengan aturan sosial mayarakat yang berlaku. Sehingga karya sastra bisa dikatakan merupakn tiruan dari kenyataan sesuai pendapat Abram salah satunya mimetik yaitu karya sastra merupakan tiruan alam. Sastra dengan medium bahasa untuk membangun keestetisannya. Bahasa yang bersifat arbiter sesuai kesepakatan kelompok atau daerah tertentu.Karya sastra sangat berkaitan dengan sosial masyaraat, bahkan melekat didalamnya.

Perjalanan dalam karya sastra  persoalan percintaan tidak luput dari penyair. Setiap manusia pasti memiliki rasa ingin memiliki dan dimiliki, itulah cinta. Dalam masyarakat cinta memiliki berbagai ragam wajah, cinta itu kejam, cita itu pengorbanan, cinta itu indah, cinta itu berfikir. Dan sekian konsep cita dikenal masyrakat dan remaja kita[2]. Permasalahn cinta dalam masyarakat merupakan mepunyai tempat tersendiri. Kekuatan cinta akan merubah semua keadan yang tidak mugkin menjadi mungkin. Cinta begitu kuat, sebagai manusia biasa sering kalut di dalamnya. Keralaan dan pengorbanan merupakan unsur yang selalu mengikuti perjalanan cinta.

Demikian juga dalam kehidupan pasangan suami istri, mengharapan setiap pasangan hidup adalah perkawinan mereka dapat berjalan mulus sampai kaken-kaken dan ninen-ninen, seperti mimi lan mintuno (nasehat perkawinan setelah akad nikah orang Jawa). Kalau diartikan maka nasehat tersebut mengandung makna bahwa pernikahan itu diharapkan tidak terjadi perpisahan sampai tua, di ibaratkan seperti pasangan mimi mintuno, adalah hewan yang hidup di laut berpasangan sepanjang hidup, kalau mimi mati mintuno tetap setia hidup sendirian[3].

Permasalahn cinta dalam masyarakat mepunyai tempat tersendiri. Kekuatan cinta akan merubah semua keadaan yang tidak mugkin menjadi mungkin. Cinta begitu kuat, sebagai manusia biasa sering kalut di dalamnya. Keralaan dan pengorbanan merupakan unsur yang selalu mengikuti perjalanan cinta. Darmato Jatman di dalam puisinya yang berjudul Isteri mengilustrasikan sebagaimana kekuatan cinta seorang istri terhadap suaminya, serta pentingnya seorang istri bagi sang suami.

Darmato Jatman sendiri merupakan pakar pendidikan, beliau sebagai dosen Psikologi di Universitas Diponegoro Semarang. Karya sastra sudah banyak, salah satunya puisi yang berjudul Isteri. Karyanya banyak menggunakan berbagai macam unsur budaya atau mencampur adukan bahasa. Kedwibahasaan selalu menghiyasi karya-karyanya.



ISTERI



Isteri sangat penting untuk kita

Menyapu pekarangan

Memasak di dapur

Mencuci di Sumur

Mengirim rantang ke sawah

Dan mengeroki kita kalau kita masuk angin

Ya. Isteri sangat penting untuk kita



Ia sisihan kita

            Kalau kita pergi kondangan

Ia tetimbangan kita

            Kalau kita mau jual palawija

Ia teman belakang kita

            Kalau kita lapar dan mau makan

Ia segaraning nyawa kita 

            Kalau kita

Ia sakit kita!

Ah. Lihatlah ia menjadi sama penting dengan kerbau, luku, sawah dan pohon kelapa.

Ia kita cangkul malam hari dan tak pernah ngeluh walaupun capek. Ia selalu rapih menyimpan benih yang kita tanamkan dengan rasa syukur; tau terima kasih dan meninggikanharkat kita sebagai laki-laki. Ia selalu memelihara anak-anak kita dengan sungguh-sungguh seperti kita memelihara ayam, itik, kambing atau jagung.

                  Ah. Ya. Isteri sangat penting bagi kita justru ketika kita mulai melupakannya:



Seperti lidah ia di mulut kita

tak terasa

Seperti jantung di dadakita

tak terasa



Ya. Ya. Isteri sangat penting bagi kita justru ketika mulai melupakannya.



Jadi waspadalah!

Tetep, madep, mantep

Gemati, nastiti, ngati-ati

Supaya kita mandiri, perkasa dan pintar ngatur hidup

Tak tergantung tengkulak, apak dukuh, bekel atau lurah



Seperti Subbadra bagi Aruna

Makin jelita ia di antara maru-marunya;

Seperti Arimbi bagi Bima

Jadilah ia jelita ketika melahirkan jabangtetuka;

Seperti Sawitri bagi Setyawan

Ia memelihara nyawa kita dari malapetaka.



Ah. Ah. Ah.

Alangkah pentingnya isteri ketika kita mulai melupakannya.



Hormatilah isterimu

Seperti kau menghormati Dewi Sri

Sumber hidupmu

Makanlah

Karena memang demikianlah suratannya!

      Towikromo



Kecintan seorang isteri secara budaya jawa yang turun temurun harus pandai melayani sang suaminya yang istilahnya harus pandai macak, masak, dan manak agar suaminya bisa bertahan di rumah.

Isteri dalam  puisi Isteri karya Darmantao Jatman melambangkan sosok permpuan yang sangat diperlukan sang suami. Setiap saat melayani dengan penuh  cinta dan kerelaan dirinya. Kepandaian seorang isteri yang mengatur rumah tangga yang didasari kecintaannya sehingga tidak merasa lelah dalam menjalankannya.// Isteri sangat penting untuk kita/ Menyapu pekarangan / Memasak di dapur/ Mencuci di Sumur/ Mengirim rantang ke sawah / Dan mengeroki kita kalau kita masuk angin//

Belahan jiwa seorang suami adalah isterinya. Suami isteri merupakan pasangan hidup yang saling mengisi kekeurangn dan kelebihannya masing-masing. Dalam rumah tangga harus adanya keseimbangan di antara mereaka agar di dalam mengarungi bahtera rumah tangga tidak mengalami hambatan. Isteri sebagai pendamping hidup harus tau diri parannya serta apa-apa yang harus dilakukannya, sebaliknya sebagi suami harus tau posisi isterinya sehingga sang suami tidak merasa menang sendiri. //Ia sisihan kita/Kalau kita pergi kondangan/Ia tetimbangan /Kalau kita mau jual palawija/Ia teman belakang kita /Kalau kita lapar dan mau maka/Ia segaraning nyawa kita/ Kalau kita /Ia sakit kita! Kerelaan yang didasari kasih sayang yang kuat membuat perjalanan dalam menghadapi problem rumah tangga akan mudah diatasi.

Rumah tangga yag harmonis bisa terwujud apabila suami isteri bisa memenuhi hak dan kewajiban masing-masing.  Suami sebagai imam dalm rumah tangga dan isteri sebagai makmumnya, dengan demikian suami sebagai panutan dalam rumah tangga harus bisa membuat iklim rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah. Isteri sebagai makmum harus mengerti bagai mana melakukan tugasnya agar terwujud kebahagiaan rumah tangga baik secara batin maupun lahir. Hal ini sesuai kutipan dalam puisi Isteri  yang mana dengan landasan rasa cinta yag luar biasa melayani sang suami tanpa rasa lelah.//Ia kita cangkul malam hari dan tak pernah ngeluh walau cape/Ia selalu rapih menyimpan benih yang kita tanamkan dengan rasa syukur/ Tahu terima kasih dan meninggikan harkat kita sebagai laki-laki/ Ia selalu memelihara anak-anak kita dengan bersungguh-sungguh//

Perjalanan kehidupan rumah tangga tak seindah kita bayangkan, ujian maupun cobaan akan ditemuinya setiap saat. Ujian dan cobaan tersebut kadang tak terasakan bahkan tak menyadarinya. Di sinilah kadang suami isteri megalami guncanagn dan saling menyalahkan serta membicarakn kekurangn masing-masing yang ujung-ujungnya membuat keduanya merasa tersinggung, akhirnya pertengkaran akan meledak. Isteri sebagai wanita yang lembut perasaanya dan sang suami sebagai laki-laki yang mempunya watak keras[4] akan membuat mereka saling menjatuhkan, sebetulnya  kekurangn dan kelebihan tersebut bisa membuat saling mengisi sehingga problem yang dihadapi akan teratasi.//Seperti lidah ia di mulut kita tak terasa/Seperti jantung ia didada kita tak tereasa// Kelembutan seorang isteri kadang membuat sang suami tidak merasa apa yang telah dilakukan sang isteri kepadanya. Kepekaan seorang suami harus dipertajam sebab istri ingin di puja dan dihargai.

 Isteri merupakan titipan atau amanh dari Sang maha kuasa. Kita sebagai suami  harus bisa membinanya dan mengarahkannya kearah yang lebih baik, demikian salah satu tugas suami[5]. Apabila isteri sakit atau terpaksa tidak bisa melayani suami, suami harus bisa memerankan peran isteri, tidak sebalinya selalu menuntut dalam keadaan apapun. //Jadi  waspadalah/Tetep, madep, mantep/Gemati, nastiti, ngati-ati/ Supaya kita mandiri, perkasa dan pintar ngatur hidup/Tak tergantung tengkulak, pak dukuh, bekel atau lurah//

Pengorbanan seorang isteri demi sang suami d an anaknyasangat luar biasa, nyawapun dijadikan taruhannya. Didalam perjalan hidup seorang isteri selalu mendukung dan mendoakan suaminya agar selamat. Kadang isteri tak menampakan pengorbanannya, kadang dipandang remeh akan tetapi kekuatan do`a seorang isteri sangat luar biasa bisa meruabah hal-hal yang dilakukan suami dari yang munngkin menjadi mingkin untuk menafkahi keluarganya.

Demikian juga, dalam merawat anaknya baik masih dalam kandungan sampai lahir dan membesarkannya. Kecintaan terhadap suami masih depertahannkannya walaupun adanya sosok anak dalam keluarga. Wujudnya adalah mendidik dan mengarahkan anak kearah yang baik menjadi anak yang soleh dan solekhah. .//Seperti Subadra bagi Arjuna/makin jelita ia di antara maru-marunya/Seoerti Arimbi bagi Bima/jadilah ia jelita ketika melahirkan jabang tetuka/Seperti Sawitri Bagi Setyawan/ia memelihara nyawa kita dari malapetaka// Kepandaian isteri membagi waktunya untuk anak dan suaminya, demikian itu merupakan wujud kecintaan kepada suami.

Wanita dalam rumah tangga sangat besar dan mulia tugasnya. Mengurusi halaman depan sampai halaman  belakang. Tidak mengenal lelah maupun berkeluh kesah.//  Hormatilah isterimu/Seperti kau menghormati Dewi Sri/Sumber hidupmu/Makanlah/Karena memang demikianlah suratannya!//Perempuan yang luarbiasa dan berharga untuk kebahagiaan dunia akherat.

Isteri yag digambarkan oleh Darmanto Jatman merupakan sesuatu yang mahal serta sangat berharga bagi laki-laki atau suami. Sehingga puisi tersebut mampu membawa dan menggiringi pembaca untuk mengarungi perjalanan hidup yang memotret kecintaan isteri terhadap suami dalam tradisi jawa.  Cinta yang mengikat akan membawa suami isteri kearah kebahagiaan yang luar biasa. Isteri, yang sejatinya dalam sejarah islam merupakan sebagian dari tulang rusuknya laki-laki, tidak salah kalau dalam jawa Isteri/garwo  diartikan sigaring nyowo atau separunya nyawa laki-laki.



00000000









DAFTRAR PUSTAKA





Fakih.1999. Analisis Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jobrohim. 2002. Metdologi Penelitian Sastra. Yogyakarta:Hanindita

Sutejo,Kasnadi. 2009. Kajian Puisi Teori dan Aplikasinya. Yoyakarta: Pustaka Filicha

Yasin. Rahasia Ketajaman Mata Hati. Surabaya: Terbit Terang

Zainudinn. Kehidupan Suami Istri Lansia & Faktor Budaya. budhidharma.depsos.go.id





[1] Jobrohim.Metdologi Penelitian Sastra. Yogyakarta:Hanindita.2002.hal.157
[2] Sutejo,Kasnadi.Kajian Puisi Teori dan Aplikasinya. Yoyakarta:Pustaka Filivha.2009.hal.129
[3] Zainudinn, Kehidupan Suami Istri Lansia & Faktor Budaya, budhidharma.depsos.go.id
[4] Sedangkan konsep gender, yakni suatu sifat yag melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yag dikontruksi secara sosial maupun kultur. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap: kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Ciri dari sifat itu merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, dan perkasa(Fakih. Analisis Gender.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999)
[5] Sikap seorang suami sebagai haknya  isteri misalnya, dia tidak terlalu bercumbu rayu, tidak mengikuti hawa  nafsunya yang sampai merusak budi pekerti isteri, sehingga kewibawaan lelaki hancur dihadapan isteri. Namun semuanya harus dijaga sewajar-wajarnya/tidak berlebih-lebihan (Yasin. dalam terjemahan kitab Mukkasyafatul Qulub)

No comments:

Post a Comment

Puisi

"Awan" Oleh:  Kang Win Awan mulai menylimuti matahari Cahaya panas kian menghilang Bak sirna dalam ke Hirupikukan Tak ada awan, t...