Cinta Seorang Istri terhadap Suami
Secara Tradisi Jawa dalam Puisi Isteri karya Darmanto Sujatman
Oleh:
Erwin Purwanto
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri lagi adalah kenyataannya bahwa
seorang penyair/ seniman umunnya itu senantiasa dan niscaya hidup dalam ruang
dan waktu tertentu. Di dalamnya ia pun senantiasa akan terlibat dengan beraneka
ragam permasalahan. Dalam bentuknya yang paling nyata, ruang dan waktu tertentu
itu adalah masyarakat atau sebuah kondisi sosial, tempat berbagai pranata nilai
di dalamnya berinteraksi. Dalam konteks ini, sastra bukanlah sesuatu yang
otonom, berdiri sendiri, melainkan sesuatu yang terikat erat dengan situasi dan
kondisi lingkungan tempat karya itu dilahirkan[1]
Seorang penyair merupakn anggota masyarakat. Oleh sebab itu ia terikat
dengan aturan sosial mayarakat yang berlaku. Sehingga karya sastra bisa
dikatakan merupakn tiruan dari kenyataan sesuai pendapat Abram salah satunya
mimetik yaitu karya sastra merupakan tiruan alam. Sastra dengan medium bahasa
untuk membangun keestetisannya. Bahasa yang bersifat arbiter sesuai kesepakatan
kelompok atau daerah tertentu.Karya sastra sangat berkaitan dengan sosial
masyaraat, bahkan melekat didalamnya.
Perjalanan dalam karya sastra
persoalan percintaan tidak luput dari penyair. Setiap manusia pasti
memiliki rasa ingin memiliki dan dimiliki, itulah cinta. Dalam masyarakat cinta
memiliki berbagai ragam wajah, cinta itu kejam, cita itu pengorbanan, cinta itu
indah, cinta itu berfikir. Dan sekian konsep cita dikenal masyrakat dan remaja
kita[2]. Permasalahn
cinta dalam masyarakat merupakan mepunyai tempat tersendiri. Kekuatan cinta
akan merubah semua keadan yang tidak mugkin menjadi mungkin. Cinta begitu kuat,
sebagai manusia biasa sering kalut di dalamnya. Keralaan dan pengorbanan merupakan
unsur yang selalu mengikuti perjalanan cinta.
Demikian juga dalam kehidupan pasangan suami istri, mengharapan setiap
pasangan hidup adalah perkawinan mereka dapat berjalan mulus sampai kaken-kaken
dan ninen-ninen, seperti mimi lan mintuno (nasehat perkawinan setelah
akad nikah orang Jawa). Kalau diartikan maka nasehat tersebut mengandung makna
bahwa pernikahan itu diharapkan tidak terjadi perpisahan sampai tua, di
ibaratkan seperti pasangan mimi mintuno, adalah hewan yang hidup di laut
berpasangan sepanjang hidup, kalau mimi mati mintuno tetap setia hidup
sendirian[3].
Permasalahn cinta dalam masyarakat mepunyai tempat tersendiri. Kekuatan
cinta akan merubah semua keadaan yang tidak mugkin menjadi mungkin. Cinta
begitu kuat, sebagai manusia biasa sering kalut di dalamnya. Keralaan dan
pengorbanan merupakan unsur yang selalu mengikuti perjalanan cinta. Darmato
Jatman di dalam puisinya yang berjudul Isteri
mengilustrasikan sebagaimana kekuatan cinta seorang istri terhadap suaminya,
serta pentingnya seorang istri bagi sang suami.
Darmato Jatman sendiri merupakan pakar pendidikan, beliau sebagai dosen
Psikologi di Universitas Diponegoro Semarang. Karya sastra sudah banyak, salah
satunya puisi yang berjudul Isteri. Karyanya
banyak menggunakan berbagai macam unsur budaya atau mencampur adukan bahasa.
Kedwibahasaan selalu menghiyasi karya-karyanya.
ISTERI
Isteri sangat penting untuk kita
Menyapu pekarangan
Memasak di dapur
Mencuci di Sumur
Mengirim rantang ke sawah
Dan mengeroki kita kalau kita masuk angin
Ya. Isteri sangat penting untuk kita
Ia sisihan kita
Kalau kita pergi kondangan
Ia tetimbangan kita
Kalau kita mau jual palawija
Ia teman belakang kita
Kalau kita lapar dan mau makan
Ia segaraning nyawa kita
Kalau kita
Ia sakit kita!
Ah. Lihatlah ia menjadi sama penting dengan kerbau,
luku, sawah dan pohon kelapa.
Ia kita cangkul malam hari dan tak pernah ngeluh walaupun
capek. Ia selalu rapih menyimpan benih yang kita tanamkan dengan rasa syukur;
tau terima kasih dan meninggikanharkat kita sebagai laki-laki. Ia selalu
memelihara anak-anak kita dengan sungguh-sungguh seperti kita memelihara ayam,
itik, kambing atau jagung.
Ah. Ya. Isteri sangat penting bagi kita justru
ketika kita mulai melupakannya:
Seperti lidah ia di mulut kita
tak terasa
Seperti jantung di dadakita
tak terasa
Ya. Ya. Isteri sangat penting bagi kita justru ketika
mulai melupakannya.
Jadi waspadalah!
Tetep, madep, mantep
Gemati, nastiti, ngati-ati
Supaya kita mandiri, perkasa dan pintar ngatur hidup
Tak tergantung tengkulak, apak dukuh, bekel atau
lurah
Seperti Subbadra bagi Aruna
Makin jelita ia di antara maru-marunya;
Seperti Arimbi bagi Bima
Jadilah ia jelita ketika melahirkan jabangtetuka;
Seperti Sawitri bagi Setyawan
Ia memelihara nyawa kita dari malapetaka.
Ah. Ah. Ah.
Alangkah pentingnya isteri ketika kita mulai
melupakannya.
Hormatilah isterimu
Seperti kau menghormati Dewi Sri
Sumber hidupmu
Makanlah
Karena memang demikianlah suratannya!
Kecintan seorang isteri secara budaya jawa yang turun temurun harus
pandai melayani sang suaminya yang istilahnya harus pandai macak, masak, dan manak agar
suaminya bisa bertahan di rumah.
Isteri dalam puisi Isteri karya Darmantao Jatman
melambangkan sosok permpuan yang sangat diperlukan sang suami. Setiap saat
melayani dengan penuh cinta dan kerelaan
dirinya. Kepandaian seorang isteri yang mengatur rumah tangga yang didasari
kecintaannya sehingga tidak merasa lelah dalam menjalankannya.// Isteri sangat penting untuk kita/ Menyapu
pekarangan / Memasak di dapur/ Mencuci di Sumur/ Mengirim rantang ke sawah /
Dan mengeroki kita kalau kita masuk angin//
Belahan jiwa seorang suami
adalah isterinya. Suami isteri merupakan pasangan hidup yang saling mengisi
kekeurangn dan kelebihannya masing-masing. Dalam rumah tangga harus adanya
keseimbangan di antara mereaka agar di dalam mengarungi bahtera rumah tangga
tidak mengalami hambatan. Isteri sebagai pendamping hidup harus tau diri
parannya serta apa-apa yang harus dilakukannya, sebaliknya sebagi suami harus
tau posisi isterinya sehingga sang suami tidak merasa menang sendiri. //Ia sisihan kita/Kalau kita pergi
kondangan/Ia tetimbangan /Kalau kita mau jual palawija/Ia teman belakang kita
/Kalau kita lapar dan mau maka/Ia segaraning nyawa kita/ Kalau kita /Ia sakit
kita! Kerelaan yang didasari kasih sayang yang kuat membuat perjalanan
dalam menghadapi problem rumah tangga akan mudah diatasi.
Rumah tangga yag harmonis
bisa terwujud apabila suami isteri bisa memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing. Suami sebagai imam dalm
rumah tangga dan isteri sebagai makmumnya, dengan demikian suami sebagai
panutan dalam rumah tangga harus bisa membuat iklim rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah. Isteri sebagai
makmum harus mengerti bagai mana melakukan tugasnya agar terwujud kebahagiaan
rumah tangga baik secara batin maupun lahir. Hal ini sesuai kutipan dalam puisi
Isteri yang mana dengan landasan rasa cinta yag luar
biasa melayani sang suami tanpa rasa lelah.//Ia kita cangkul malam hari dan tak pernah ngeluh walau cape/Ia selalu
rapih menyimpan benih yang kita tanamkan dengan rasa syukur/ Tahu terima kasih
dan meninggikan harkat kita sebagai laki-laki/ Ia selalu memelihara anak-anak
kita dengan bersungguh-sungguh//
Perjalanan kehidupan rumah
tangga tak seindah kita bayangkan, ujian maupun cobaan akan ditemuinya setiap
saat. Ujian dan cobaan tersebut kadang tak terasakan bahkan tak menyadarinya.
Di sinilah kadang suami isteri megalami guncanagn dan saling menyalahkan serta
membicarakn kekurangn masing-masing yang ujung-ujungnya membuat keduanya merasa
tersinggung, akhirnya pertengkaran akan meledak. Isteri sebagai wanita yang
lembut perasaanya dan sang suami sebagai laki-laki yang mempunya watak keras[4]
akan membuat mereka saling menjatuhkan, sebetulnya kekurangn dan kelebihan tersebut bisa membuat
saling mengisi sehingga problem yang dihadapi akan teratasi.//Seperti lidah ia di mulut kita tak terasa/Seperti jantung ia didada
kita tak tereasa// Kelembutan seorang isteri kadang membuat sang suami
tidak merasa apa yang telah dilakukan sang isteri kepadanya. Kepekaan seorang
suami harus dipertajam sebab istri ingin di puja dan dihargai.
Isteri merupakan titipan atau amanh dari Sang
maha kuasa. Kita sebagai suami harus
bisa membinanya dan mengarahkannya kearah yang lebih baik, demikian salah satu
tugas suami[5]. Apabila isteri sakit atau
terpaksa tidak bisa melayani suami, suami harus bisa memerankan peran isteri,
tidak sebalinya selalu menuntut dalam keadaan apapun. //Jadi waspadalah/Tetep, madep,
mantep/Gemati, nastiti, ngati-ati/ Supaya kita mandiri, perkasa dan pintar
ngatur hidup/Tak tergantung tengkulak, pak dukuh, bekel atau lurah//
Pengorbanan seorang isteri
demi sang suami d an anaknyasangat luar biasa, nyawapun dijadikan taruhannya.
Didalam perjalan hidup seorang isteri selalu mendukung dan mendoakan suaminya
agar selamat. Kadang isteri tak menampakan pengorbanannya, kadang dipandang
remeh akan tetapi kekuatan do`a seorang isteri sangat luar biasa bisa meruabah
hal-hal yang dilakukan suami dari yang munngkin menjadi mingkin untuk menafkahi
keluarganya.
Demikian juga, dalam
merawat anaknya baik masih dalam kandungan sampai lahir dan membesarkannya.
Kecintaan terhadap suami masih depertahannkannya walaupun adanya sosok anak
dalam keluarga. Wujudnya adalah mendidik dan mengarahkan anak kearah yang baik
menjadi anak yang soleh dan solekhah.
.//Seperti Subadra bagi Arjuna/makin jelita ia di antara maru-marunya/Seoerti
Arimbi bagi Bima/jadilah ia jelita ketika melahirkan jabang tetuka/Seperti
Sawitri Bagi Setyawan/ia memelihara nyawa kita dari malapetaka// Kepandaian
isteri membagi waktunya untuk anak dan suaminya, demikian itu merupakan wujud
kecintaan kepada suami.
Wanita dalam rumah tangga sangat
besar dan mulia tugasnya. Mengurusi halaman depan sampai halaman belakang. Tidak mengenal lelah maupun
berkeluh kesah.// Hormatilah isterimu/Seperti kau menghormati
Dewi Sri/Sumber hidupmu/Makanlah/Karena memang demikianlah suratannya!//Perempuan
yang luarbiasa dan berharga untuk kebahagiaan dunia akherat.
Isteri yag digambarkan
oleh Darmanto Jatman merupakan sesuatu yang mahal serta sangat berharga bagi
laki-laki atau suami. Sehingga puisi tersebut mampu membawa dan menggiringi
pembaca untuk mengarungi perjalanan hidup yang memotret kecintaan isteri
terhadap suami dalam tradisi jawa. Cinta
yang mengikat akan membawa suami isteri kearah kebahagiaan yang luar biasa.
Isteri, yang sejatinya dalam sejarah islam merupakan sebagian dari tulang
rusuknya laki-laki, tidak salah kalau dalam jawa Isteri/garwo diartikan sigaring nyowo atau separunya nyawa
laki-laki.
00000000
DAFTRAR PUSTAKA
Fakih.1999.
Analisis Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jobrohim.
2002. Metdologi Penelitian Sastra. Yogyakarta:Hanindita
Sutejo,Kasnadi.
2009. Kajian Puisi Teori dan Aplikasinya. Yoyakarta: Pustaka Filicha
Yasin.
Rahasia Ketajaman Mata Hati. Surabaya:
Terbit Terang
Zainudinn. Kehidupan Suami Istri Lansia & Faktor
Budaya. budhidharma.depsos.go.id
[1] Jobrohim.Metdologi
Penelitian Sastra. Yogyakarta :Hanindita.2002.hal.157
[2] Sutejo,Kasnadi.Kajian
Puisi Teori dan Aplikasinya. Yoyakarta:Pustaka Filivha.2009.hal.129
[3] Zainudinn, Kehidupan Suami Istri Lansia & Faktor
Budaya, budhidharma.depsos.go.id
[4] Sedangkan
konsep gender, yakni suatu sifat yag melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan yag dikontruksi secara sosial maupun kultur. Misalnya, bahwa
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara
laki-laki dianggap: kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Ciri dari sifat itu
merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang
emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat,
rasional, dan perkasa(Fakih. Analisis Gender.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999)
[5] Sikap seorang suami
sebagai haknya isteri misalnya, dia
tidak terlalu bercumbu rayu, tidak mengikuti hawa nafsunya yang sampai merusak budi pekerti
isteri, sehingga kewibawaan lelaki hancur dihadapan isteri. Namun semuanya
harus dijaga sewajar-wajarnya/tidak berlebih-lebihan (Yasin. dalam terjemahan
kitab Mukkasyafatul Qulub)
No comments:
Post a Comment